Selasa, 27 April 2010

Seorang Teman(3)...

Aku segera berpakaian dan berharap di Terminal angkutan desa nanti aku bertemu dengan ayu, setelah berpakaian aku segera mengunci kamar dan pulang bersama Ciko, tapi kemudian dia menunggu pak tut yang manggang sate, aku lekas-lekas mencari kendaraan. Tidak lama kemduian aku dapat kendaraan, aku duduk di dekat pintu di sampingu (di kanan) duduk 2 orang cewek cantik yang terluar sedang-sedang dan bedaknya tebal sampai kelihatan “kalau mau duduk sama cewek kebelakang dik” ujarnya, aku hanya tertawa kecil sambil duduk di mebel di pojok kiri belakang, saat di Bypass kendaraan berhenti dan dua orang cewek cantik yang ternyata orang itu adalah Ayu bersama temannya “Yu, Wien ga pulang?” ujarku ketika Ayu menolehku ke belakang, dia hanya diam, mungkin tidak terdengar akibat suara kendaraan disamping saat turun di Terminal angkutan desa. Pak Ujang menyuruh supaya naik, aku duduk agak di depan di samping kiriku temannya Ayu dan Ayu Paling Barat. “teman kosan ga pulang Yu” “nggak” ujarnya hampir serempak dengan temannya, entah mengapa, mungkin tidak enak dengan temannya bisik-bisik “Yu... di belakang yuk” “ya sana sendiri....” sahut saya. Mungkin tiga kali temannya bisik-bisik begitu, aku hanya pasrah, Ayu mau duduk di muka atau di belakang, perlu diketahui Ayu itu orangnya cantik dan bodinya bagus. Mungkin Tuhan sudah menentukan, bahwa Ayu harus duduk di dekatku, suatu ketika aku berkata “Yu, aku aja duduk di pinggir” ujarku dan Ayu duduk paling timur dan di baratnya aku, Riko kemudian datang aku beri dia sedikit peluang duduk bersama Ayu, tapi dia tak memanfaatkan peluang itu, ya akhirnya aku duduk mepet dengan Ayu, pahanya yang menempel di pahaku terasa hangat darahnya mengalir, “Tom ga pulang Yu?” “dia nunggu hujan reda” “Oo...” tidak mau dia pulang, katanya nunggu hujan reda” ujarnya lembut dan kemudian dia beralih bercakap-cakap dengan Riko aku hampir saja lupa dengannya dan untunglah Ayu bercakap-cakap dengannya sehingga aku kebali ingat dengannya” Dery ikut sepak bola Yu” “Dery ” “Dery adiknya Gery” “Oo dia ikut sepak bola ko” “ikut” ujar Riko, Kemudian secara akrab aku bercakap-cakap dengannya dan kadang-kadang tangannya menempel di tanganku dan juga tubuhnya menempel di tubuhku, oh...alangkah bahagianya jika seperti ini 100 km pun rasanya aku tak jenuh naik kendaraan. Jika terus begini, dunia begitu indah sasanya, dia pantas menduduki urutan teratas diantara wanita yang tercantik di sekolahku.

1 komentar:

Anonim mengatakan...

berbahagialah dengan momen berharga tersebut!

Posting Komentar